Kamis, 02 Oktober 2014

Dongeng : Krisa dan Negeri Kristal



Tepat pukul 06.00 pagi, alarm ku berbunyi aku terpaksa terbangun untuk menjalani segala rutinitas ku yang cukup padat. Pagi ini aku mempunyai dua aktifitas sebelum berangkat sekolah. Pertama aku harus segera mengantarkan susu untuk pelangganku, jika aku telat  1 menit saja Tuan Boston pasti akan menghukumku. Ia orang yang sangat disiplin, tegas dan mencintai kejujuran. Meskipun ia memiliki tampang yang sangat arogan tapi ia memiliki hati yang selembut kapas. Tak ada satu orangpun yang berani macam – macam kepadanya. Diam – diam aku adalah orang yang sangat takut terhadap nya dan juga mengaguminya. Ia seperti seorang ayah bagiku, seorang ayah yang memimpinku akan kerasnya hidup. Ia mengajarkan akan pentingnya suatu moral dan etika di dalam hidup meskipun negeri ku ini bisa, di bilang hanya 1% yang mempunyai moral. Negeriku menjadi terdiktator semenjak Tuan Rivaile menjadi raja.

“ Kau telat 1 menit 5 detik Kris”. Ucap Tuan Boston saat aku baru melongokkan kepalaku ke pintu.

“ Maaf tuan, aku telat karna harus memberi obat Mose. Akhir – akhir ini sepertinya ia tak nafsu makan”.

“Karna kau telat, kau harus mengantarkan susu ini kepada nenek Elric yang rumahnya berada di gubuk tua di bawah kaki gunung”.

“Baik tuan”. Ucapku dan lekas pergi.

Aku tak bisa menolak perintah Tuan Boston sebagai seorang karyawan. Ia hanya menyuruhku mengantarkan susu ke satu pelanggan  tapi letaknya itu sangat jauh. Butuh waktu 2 jam untuk sampai kesana jika memakai sepeda ku yang sudah butut ini. 

“ Kau tahu Mose, ini adalah hukuman yang melelahkan karna kau tidak mau meminum susu mu tadi pagi".

Aku selalu membawa Mose kemanapun aku pergi, sebelumnya aku tidak ingin membawanya karna ia sedang tidak enak badan. Tapi, aku tak tega meninggalkannya dirumah ku sendirian. Ia tak bisa apa – apa tanpaku. Dan aku pun akan sangat kesepian bila ia tak ada.

“Apa yang harus kita katakan kepada Tuan Gof dan ibu guru, Mose?”. Tanyaku sambil mengayuh sepeda.

“Pertama Tuan Gof pasti akan terus menunggu ku untuk mengantarkan korannya, ia pasti mengkhawatirkan ku jika aku tak datang. Dan ibu guru pasti juga akan menghukumku karna ia berpikir aku adalah anak pemalas. Dan pastinya teman – teman juga akan mencemohku. Mengapa ibu guru dan teman – teman tak pernah menyukai kita Mose?”. Ucapku dengan rasa eluh.

Seketika aku melihat kearah Mose yang sedari tadi diam saja mendengar eluhan ku.

“Ya sepertinya aku tau jawabanmu Mose, aku mengerti mengapa kau terus diam. Aku hanyalah seorang sampah jika aku terus mengeluh. Semangat Mose!!!”.

Ku ayuh sepeda dengan kecepatan penuh. Aku terus mengayuh hingga terlihat kaki Gunung blueberry yang sangat indah. Hanya negeri ku yang memiliki gunung berwarna biru keunguan layaknya buah blueberry. Negeri ku ini memang sangat indah, tapi aku memiliki impian untuk bisa menjelajahi semua negeri didunia ini tanpa batas. Entahlah mungkin ini hanya sekedar impian bodoh  bagiku, gadis miskin sepertiku mana bisa berpetualang seperti itu aku tak mungkin membebani paman Yosep. Aku yakin ia sudah merasa terbebani dengan membiayaiku sekolah, meskipun ia selalu ingin menuruti keinginanku tapi aku cukup sadar diri akan kemampuan finansialnya yang hanya seorang pelayan di kementrian. 

Akhirnya, aku sampai di gubuk nenek Elric, tugas ini membuat ku mudah karna hanya ini satu – satunya gubuk di kaki gunung ini. Aku heran mengapa seorang nenek tua bisa ditelantarkan oleh keluarganya seperti ini. 

“ Permisi...., nek. Aku mengantarkan susu segar dari toko Tuan Boston”.

Tak ada tanda – tanda nenek itu disini, aku pun terus masuk kedalam mencari seorang nenek. Aku cukup terpukau melihat gubuk nenek yang memiliki banyak buku – buku. Sepertinya nenek ini seorang petualang, Buku – buku ini tak pernah kulihat sebelumnya di perpustakaan sekolah. Aku heran mengapa nenek tua ini juga mempunyai sebuah kristal, bukankah ini mahal. Aku pun penasaran dan ingin menyentuhnya.

“Anak nakal jangan sekali – kali kau sentuh barang – barang ku".

Tiba – tiba ada yang memukul tanganku saat aku hendak menyentuh kristal. Aku pun terkejut setengah mati.

“Maaf nek, aku hanya penasaran karna aku tak pernah melihat ini sebelumnya”.

“Mau apa kau gadis kecil?, kau pasti ingin mencuri kristalku”.

“Tidak nek, aku hanya ingin mengantarkan susu”.

 Dengan cepat aku mengangkat susu yang kubawa tadi.

“Oh..., begitu. Baiklah, ini aku bayar susumu dan cepat kembalilah menemui bosmu".

Aku menganga melihat sang nenek membayar susuku dengan seikat bunga.

“Tapi kau harus membayarnya dengan uang nek”.

“Kau tidak punya otak, mana mungkin orang tua sepertiku memiliki uang, sana cepatlah pergi”.

“Tapi, aku harus bilang apa kepada Tuan Boston. Ia pasti akan marah padaku dan menyuruhku kembali lagi kesini meminta uang”.

Aku terus mengulur waktu untuk tetap disini, karna aku penasaran dengan gubuk ini dan sang nenek.

“’Lagi pula aku lelah telah mengayuh sepeda 2 jam, aku ingin istirahat sebentar nek”.

“Kau sungguh tidak sopan, aku tak menyuruhmu untuk bertamu dirumah ku”.

Nenek Elric terus mengoceh, namun aku pura – pura tertidur kelelahan di tempat tidur reotnya. Dan akhirnya ia pun pergi, karna lelah mengomel – ngomel pada ku. Namun tiba – tiba ia datang lagi.

“Baiklah, anak nakal. Kau boleh disini sampai kau terbangun, tapi jangan sekali – kali kau melihat buku – buk ku. Aku akan pergi kehutan untuk mencari madu. Jika ada satu saja barang ku yang hilang. Aku akan segera membawamu menjadi santapan harimau hutan. Kau dengar itu, aku tau kau hanya berpura - pura”.

Namun aku hanya diam, melanjutkan acting ku.

“Kau tak jago beracting gadis kecil, kau sangat bodoh melakukan hal itu”. Ucapnya dan lekas pergi.

Aku pun segera terbangun. Sial, nenek itu bagaikan penyihir darimana dia tau aku berpura – pura. Selama ini tak ada satu pun orang yang tau kalau aku sedang berbohong. Ya..., terkecuali Tuan Boston dan nenek Elric ini, sungguh aneh. Aku memang gadis nakal, aku melakukan semua hal yang dilarang sang nenek. Huhuhu.., ini sangat menyenangkan. Buku – buku nenek ini sangat – sangat mengagumkan, buku – buku ini seperti sekumpulan buku – buku sihir. Tapi entahlah ada beberapa buku yang berasal dari negeri lain. Aku tak mengerti  bahasa tulisannya. 

Tiba – tiba aku melihat buku yang sama persis dengan punyaku. Buku yang kutemukan di sebuah asrama ku dulu. Namun buku ini tampang lebih tua dari punya ku. Mungkin kah ini adalah pasangan buku itu?. Ya aku harus mengambilnya, tapi bagaimana aku membuka buku ini. Buku ini pasti telah terkunci dengan sihir sama seperti  punya ku dirumah. Akan kupikirkan nanti ketika aku sampai dirumah. Bergegas aku pergi membawa buku tersebut, tanpa pamit kepada sang nenek.

***
Kejadian 5 tahun silam.

Saat itu aku tinggal di asrama, karena orang tuaku harus dinas selama satu tahun. Aku yang memintanya sendiri untuk tinggal di asrama, karna aku ingin lebih mempunyai banyak teman. Mereka adalah seorang ilmuan negara, mereka berkelana keberbagai negeri. Itu yang membuatku kagum kepada mereka. Tapi tiba – tiba mereka menghilang karena ulahku.

Tepat  5 tahun lalu. Aku pergi kebelakang asrama, untuk mencari Mose. Mose kesayanganku tiba – tiba menghilang. Aku pikir ia pasti sedang bermain – main di belakang pipa asrama. Maka dari itu aku pergi kesana. Aku baru tahu ternyata di belakang asrama terlalu banyak pipa – pipa. Aku bingung untuk ke arah mana, aku tahu tempat ini tak boleh di kunjugi untuk murid. Tapi, bukan Krisa jika tak melanggar peraturan – peraturan. 

Saat aku ingin mengambil jalur lurus, tiba - tiba Mose muncul dikaki ku. Aku tahu ia juga pasti akan mencari ku. Mose memberikan isyarat kalau ia menemukan sesuatu. Aku mengikuti Mose, dan sampai pada sebuah pipa yang tak pernah kulihat sebelumnya. Pipa – pipa ini memiliki kristal di pinggir – pinggirnya. Lalu aku masuk kedalamnya dan menemukan sebuah buku, Mose menyuruhku untuk mengambil buku tersebut. Mose kadang bisa berbicara layaknya manusia sepertiku. Tapi, ia tak pernah menunjukkannya kepada orang lain. Hanya aku yang bisa mendengarnya berbicara. Mose adalah sebuah tikus pemberian ayahku dari negeri peri. Tak ada satu orang pun yang percaya akan hal ini. Karna hal ini teman – teman ku kerap kali menjauhi ku karna mereka berpikir aku ini gila. Mereka berpikir aku orang gila yang selalu berbicara dengan seekor tikus. Karna mereka tak percaya apa yang aku ceritakan. Aku tak punya teman selain Mose si tikus putih yang lucu.

***
Aku segera membawa buku tersebut kekamarku, buku tersebut bertuliskan “ OPEN IF YOU DARE”. Tanpa ragu aku segera membukanya, tapi buku ini tak bisa terbuka. Untungnya Mose memberitahu ku sihir untuk membuka buku ini. Wow..., aku berteriak senang, aku melompat – lompat dia atas kasurku dan kemudian kembali lagi ke buku tersebut. 

“ Buku ini hanya untuk orang yang berani. Aku bisa mewujudkan semua keingiana mu tanpa terkecuali. Tapi ingat aku hanya bisa melakukannya sekali untuk tiap bentuk. Jika kau tak cukup berani menggunakanku kau dapat tinggalkan aku. Maka aku akan pergi mencari tuan sejatiku. Jangan pernah melakukan hal ceroboh terhadapku atau kau akan terhisap oleh duniaku”.

Ini adalah buku terkeren yang pernah ku temui. Aku akan menyimpan baik – baik buku ini, dan tak akan ada yang bisa menjadi tuanmu selain aku, Krisa.

 By April
To be continue.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar