Tepat pukul 06.00 pagi, alarm ku berbunyi aku terpaksa
terbangun untuk menjalani segala rutinitas ku yang cukup padat. Pagi ini aku
mempunyai dua aktifitas sebelum berangkat sekolah. Pertama aku harus segera
mengantarkan susu untuk pelangganku, jika aku telat 1 menit saja Tuan Boston pasti akan
menghukumku. Ia orang yang sangat disiplin, tegas dan mencintai kejujuran.
Meskipun ia memiliki tampang yang sangat arogan tapi ia memiliki hati yang
selembut kapas. Tak ada satu orangpun yang berani macam – macam kepadanya. Diam
– diam aku adalah orang yang sangat takut terhadap nya dan juga mengaguminya.
Ia seperti seorang ayah bagiku, seorang ayah yang memimpinku akan kerasnya
hidup. Ia mengajarkan akan pentingnya suatu moral dan etika di dalam hidup
meskipun negeri ku ini bisa, di bilang hanya 1% yang mempunyai moral. Negeriku
menjadi terdiktator semenjak Tuan Rivaile menjadi raja.
“ Kau telat 1 menit 5 detik Kris”. Ucap Tuan Boston saat aku
baru melongokkan kepalaku ke pintu.
“ Maaf tuan, aku telat karna harus memberi obat Mose. Akhir
– akhir ini sepertinya ia tak nafsu makan”.
“Karna kau telat, kau harus mengantarkan susu ini kepada
nenek Elric yang rumahnya berada di gubuk tua di bawah kaki gunung”.
“Baik tuan”. Ucapku dan lekas pergi.
Aku tak bisa menolak perintah Tuan Boston sebagai seorang
karyawan. Ia hanya menyuruhku mengantarkan susu ke satu pelanggan tapi letaknya itu sangat jauh. Butuh waktu 2
jam untuk sampai kesana jika memakai sepeda ku yang sudah butut ini.
“ Kau tahu Mose, ini adalah hukuman yang melelahkan karna
kau tidak mau meminum susu mu tadi pagi".
Aku selalu membawa Mose kemanapun aku pergi, sebelumnya aku
tidak ingin membawanya karna ia sedang tidak enak badan. Tapi, aku tak tega
meninggalkannya dirumah ku sendirian. Ia tak bisa apa – apa tanpaku. Dan aku
pun akan sangat kesepian bila ia tak ada.
“Apa yang harus kita katakan kepada Tuan Gof dan ibu guru,
Mose?”. Tanyaku sambil mengayuh sepeda.
“Pertama Tuan Gof pasti akan terus menunggu ku untuk
mengantarkan korannya, ia pasti mengkhawatirkan ku jika aku tak datang. Dan ibu
guru pasti juga akan menghukumku karna ia berpikir aku adalah anak pemalas. Dan
pastinya teman – teman juga akan mencemohku. Mengapa ibu guru dan teman – teman
tak pernah menyukai kita Mose?”. Ucapku dengan rasa eluh.
Seketika aku melihat kearah Mose yang sedari tadi diam saja
mendengar eluhan ku.
“Ya sepertinya aku tau jawabanmu Mose, aku mengerti mengapa
kau terus diam. Aku hanyalah seorang sampah jika aku terus mengeluh. Semangat
Mose!!!”.
Ku ayuh sepeda dengan kecepatan penuh. Aku terus mengayuh
hingga terlihat kaki Gunung blueberry yang sangat indah. Hanya negeri ku yang
memiliki gunung berwarna biru keunguan layaknya buah blueberry. Negeri ku ini
memang sangat indah, tapi aku memiliki impian untuk bisa menjelajahi semua
negeri didunia ini tanpa batas. Entahlah mungkin ini hanya sekedar impian
bodoh bagiku, gadis miskin sepertiku
mana bisa berpetualang seperti itu aku tak mungkin membebani paman Yosep. Aku yakin
ia sudah merasa terbebani dengan membiayaiku sekolah, meskipun ia selalu ingin
menuruti keinginanku tapi aku cukup sadar diri akan kemampuan finansialnya yang
hanya seorang pelayan di kementrian.
Akhirnya, aku sampai di gubuk nenek Elric, tugas ini membuat
ku mudah karna hanya ini satu – satunya gubuk di kaki gunung ini. Aku heran
mengapa seorang nenek tua bisa ditelantarkan oleh keluarganya seperti ini.
“ Permisi...., nek. Aku mengantarkan susu segar dari toko
Tuan Boston”.
Tak ada tanda – tanda nenek itu disini, aku pun terus masuk
kedalam mencari seorang nenek. Aku cukup terpukau melihat gubuk nenek yang
memiliki banyak buku – buku. Sepertinya nenek ini seorang petualang, Buku –
buku ini tak pernah kulihat sebelumnya di perpustakaan sekolah. Aku heran
mengapa nenek tua ini juga mempunyai sebuah kristal, bukankah ini mahal. Aku pun penasaran
dan ingin menyentuhnya.
“Anak nakal jangan sekali – kali kau sentuh barang – barang
ku".
Tiba – tiba ada yang memukul tanganku saat aku hendak
menyentuh kristal. Aku pun terkejut setengah mati.
“Maaf nek, aku hanya penasaran karna aku tak pernah melihat ini sebelumnya”.
“Mau apa kau gadis kecil?, kau pasti ingin mencuri kristalku”.
“Tidak nek, aku hanya ingin mengantarkan susu”.
Dengan cepat
aku mengangkat susu yang kubawa tadi.
“Oh..., begitu. Baiklah, ini aku bayar susumu dan cepat
kembalilah menemui bosmu".
Aku menganga melihat sang nenek membayar susuku dengan
seikat bunga.
“Tapi kau harus membayarnya dengan uang nek”.
“Kau tidak punya otak, mana mungkin orang tua sepertiku
memiliki uang, sana cepatlah pergi”.
“Tapi, aku harus bilang apa kepada Tuan Boston. Ia pasti
akan marah padaku dan menyuruhku kembali lagi kesini meminta uang”.
Aku terus mengulur waktu untuk tetap disini, karna aku
penasaran dengan gubuk ini dan sang nenek.
“’Lagi pula aku lelah telah mengayuh sepeda 2 jam, aku ingin
istirahat sebentar nek”.
“Kau sungguh tidak sopan, aku tak menyuruhmu untuk bertamu
dirumah ku”.
Nenek Elric terus mengoceh, namun aku pura – pura tertidur
kelelahan di tempat tidur reotnya. Dan akhirnya ia pun pergi, karna lelah
mengomel – ngomel pada ku. Namun tiba – tiba ia datang lagi.
“Baiklah, anak nakal. Kau boleh disini sampai kau terbangun,
tapi jangan sekali – kali kau melihat buku – buk ku. Aku akan pergi kehutan
untuk mencari madu. Jika ada satu saja barang ku yang hilang. Aku akan segera
membawamu menjadi santapan harimau hutan. Kau dengar itu, aku tau kau hanya
berpura - pura”.
Namun aku hanya diam, melanjutkan acting ku.
“Kau tak jago beracting gadis kecil, kau sangat bodoh
melakukan hal itu”. Ucapnya dan lekas pergi.
Aku pun segera terbangun. Sial, nenek itu bagaikan penyihir
darimana dia tau aku berpura – pura. Selama ini tak ada satu pun orang yang tau
kalau aku sedang berbohong. Ya..., terkecuali Tuan Boston dan nenek Elric ini,
sungguh aneh. Aku memang gadis nakal, aku melakukan semua hal yang
dilarang sang nenek. Huhuhu.., ini sangat menyenangkan. Buku – buku nenek ini
sangat – sangat mengagumkan, buku – buku ini seperti sekumpulan buku – buku
sihir. Tapi entahlah ada beberapa buku yang berasal dari negeri lain. Aku tak
mengerti bahasa tulisannya.
Tiba – tiba aku melihat buku yang sama persis dengan
punyaku. Buku yang kutemukan di sebuah asrama ku dulu. Namun buku ini tampang
lebih tua dari punya ku. Mungkin kah ini adalah pasangan buku itu?. Ya aku
harus mengambilnya, tapi bagaimana aku membuka buku ini. Buku ini pasti telah
terkunci dengan sihir sama seperti punya
ku dirumah. Akan kupikirkan nanti ketika aku sampai dirumah. Bergegas aku pergi
membawa buku tersebut, tanpa pamit kepada sang nenek.
***
Kejadian 5 tahun silam.
Saat itu aku tinggal di asrama, karena orang tuaku harus
dinas selama satu tahun. Aku yang memintanya sendiri untuk tinggal di asrama,
karna aku ingin lebih mempunyai banyak teman. Mereka adalah seorang ilmuan
negara, mereka berkelana keberbagai negeri. Itu yang membuatku kagum kepada
mereka. Tapi tiba – tiba mereka menghilang karena ulahku.
Tepat 5 tahun lalu.
Aku pergi kebelakang asrama, untuk mencari Mose. Mose kesayanganku tiba – tiba
menghilang. Aku pikir ia pasti sedang bermain – main di belakang pipa asrama.
Maka dari itu aku pergi kesana. Aku baru tahu ternyata di belakang asrama
terlalu banyak pipa – pipa. Aku bingung untuk ke arah mana, aku tahu tempat ini
tak boleh di kunjugi untuk murid. Tapi, bukan Krisa jika tak melanggar
peraturan – peraturan.
Saat aku ingin mengambil jalur lurus, tiba - tiba Mose
muncul dikaki ku. Aku tahu ia juga pasti akan mencari ku. Mose memberikan
isyarat kalau ia menemukan sesuatu. Aku mengikuti Mose, dan sampai pada sebuah
pipa yang tak pernah kulihat sebelumnya. Pipa – pipa ini memiliki kristal di
pinggir – pinggirnya. Lalu aku masuk kedalamnya dan menemukan sebuah buku, Mose
menyuruhku untuk mengambil buku tersebut. Mose kadang bisa berbicara layaknya
manusia sepertiku. Tapi, ia tak pernah menunjukkannya kepada orang lain. Hanya
aku yang bisa mendengarnya berbicara. Mose adalah sebuah tikus pemberian ayahku
dari negeri peri. Tak ada satu orang pun yang percaya akan hal ini. Karna hal
ini teman – teman ku kerap kali menjauhi ku karna mereka berpikir aku ini gila.
Mereka berpikir aku orang gila yang selalu berbicara dengan seekor tikus. Karna
mereka tak percaya apa yang aku ceritakan. Aku tak punya teman selain Mose si
tikus putih yang lucu.
***
Aku segera membawa buku tersebut kekamarku, buku tersebut
bertuliskan “ OPEN IF YOU DARE”. Tanpa ragu aku segera membukanya, tapi buku
ini tak bisa terbuka. Untungnya Mose memberitahu ku sihir untuk membuka buku
ini. Wow..., aku berteriak senang, aku melompat – lompat dia atas kasurku dan
kemudian kembali lagi ke buku tersebut.
“ Buku ini hanya untuk orang yang berani. Aku bisa
mewujudkan semua keingiana mu tanpa terkecuali. Tapi ingat aku hanya bisa
melakukannya sekali untuk tiap bentuk. Jika kau tak cukup berani menggunakanku
kau dapat tinggalkan aku. Maka aku akan pergi mencari tuan sejatiku. Jangan
pernah melakukan hal ceroboh terhadapku atau kau akan terhisap oleh duniaku”.
Ini adalah buku terkeren yang pernah ku temui. Aku akan
menyimpan baik – baik buku ini, dan tak akan ada yang bisa menjadi tuanmu
selain aku, Krisa.
By April
To be continue.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar