Tanpa disadari buku ini membuat ku egois dan
serakah. Sekali aku memakai buku ini, aku semakin ingin menggunakannya lagi
lagi dan lagi. Membuatku ingin mengetahui lebih tentang kekuatan buku ini. Mengapa
buku ini bisa sampai di tanganku, darimana buku ini berasal, apakah sebelumnya
buku ini mempunyai tuan selain aku. Hal itu kerap kali selalu terngiang di
pikiranku.
Tepat liburan musim panas kedua orang tuaku pulang
dari tugas dinasnya. Aku pun menunjukkan buku yang ku temui saat itu, dengan
bangga aku memamerkan buku ini kepadanya. Namun, seketika raut wajah mereka
berubah ayah memintaku untuk membuang jauh - jauh. Karna kesal aku pun menulis
di buku tersebut, tanpa disadari aku telah menulis hal yang sangat mengerikan
di dalam hidup ku.
“ Aku merasa tak ada yang mengerti diriku di negeri
ini. Bisakah kau membawaku ke negeri kau berasal”.
“Tentu saja, negeri ku sangat indah lebih dari yang
kau bayangkan”.
“Sungguh, bagaimana cara untuk melakukannya”.
“Tulislah “Negeri Kristal” lalu teteskan sedikit
darahmu tepat diatas tulisanmu.
Namun, kau harus melakukannya saat gerhana
matahari total”.
Aku merasa sangat senang karena bisa masuk kedalam
Negeri sihir. Negeri penuh magic, semua bisa terwujud tanpa harus bersusah payah.
Di saat gerhana matahari total terjadi, aku
melakukan semuanya. Aku pun menulis di buku tersebut dan meletakkanya di depan
pintu rumahku serta menggigit jariku hingga berdarah. Aku pun menunggu hingga
gerhana menjadi sempurna, namun tiba – tiba kedua orang tuaku menyuruhku untuk
menyingkir dari buku tersebut. Aku tak mengerti mengapa mereka menyuruhku
menjauh. Aku tak ingin menjauh dari tempatku karna 5 detik lagi gerhana
matahari total akan terjadi. Buku itu pun mengeluarkan cahaya yang luar biasa
terangnya, Aku pun terlempar hingga menabrak lemari dan jatuh pingsan.
Semua terasa sangat
gelap saat ku terbangun, aku merasakan memar di tubuhku karna terlempar
kepalaku pusing dan tak sanggup berdiri rasanya. Mose menyalakan lampu disaat
aku tersadar, aku sedikit bingung dengan apa yang terjadi barusan. Aku pun
berjalan untuk meraih segelas air di atas meja. Aku pun tersadar akan niat ku berpetualang
ke Negeri Kristal. Aku pun pergi mengambil buku itu dan mencari – cari kedua
orangtuaku. Tapi, entahlah mereka tiba – tiba menghilang aku telah mencari
kesetiap sudut ruangan tapi tak kutemukan juga. Akhirnya, Mose pun
memberitahuku disaat gerhana matahari total terjadi kedua orang tuaku mendorongku
menjauh dari buku tersebut, sehingga mereka berdualah yang terhisap kedalam
buku tersebut. Aku pun meminta orang tuaku kembali. Tapi buku itu bilang ia tak
bisa mengembalikannya.
“Apakah kau lupa aturan
main buku ini, Krisa?”
Itulah jawaban buku
tersebut. Aku sungguh melupakan aturan – aturan yang telah tertulis di buku
tersebut. Aku hanya memikirkan kesenangan dan larut dalam keegoisan dan
keserakahanku. Karna perbuatanku aku telah menghilangkan kedua orang tuaku yang
sangat ku sayangi. Aku memohon berbagai cara untuk melakukannya, jika aku menunggu
gerhana matahari total lagi tentunya itu akan membutuhkan waktu berpuluh –
puluh tahun untuk menunggu gerhana muncul. Namun, ternyata buku itu memberiku
alternatif lain.
“Temukanlah pasanganku
dan sebuah kristal yang telah dicuri oleh seseorang. Jika kau menemukannya
pasangkanlah aku dan tempatkanlah kristal itu di tempat yang telah buku ini
sediakan”.
***
Masa sekarang
Akhirmya aku bisa bertemu kembali dengan kedua orang
tuaku, akupun segera memasangkan buku tersebut dan meletakkan kristalnya. Tak
butuh waktu lama diriku dan Mose pun terlempar ke Negeri Kristal. Aku tak tahu
harus kemana menemukan ibu dan Ayah. Aku terus berjalan tanpa tujuan yang
jelas. Keinginanku hanya ingin membawa kembali kedua orangtuaku.
Tak ku sangka negeri ini benar – benar sangat indah,
tak pernah sedikitpun terbayangkan dalam benakku bisa melihat pohon – pohon kristal
seperti ini. Bening, murni dan sejernih secantik kristal – kristal yang kulihat
di tv. Entahlah Ratu atau Raja apa yang membuat negeri seperti ini. Tiba – tiba
Mose terus berlari menuju matahari terbenam, entah apa yang memicunya untuk
kearah sana.
Aku pun terus mengikutinya, dan berhenti di sebuah
kastil. Kastil yang penuh dengan emas. Kastil ini seperti terasingkan dan lama
tak dihuni.
“PROK PROK PROK”
Tiba- tiba terdengar suara tepuk tangan seorang
raja, aku pun terkejut ketika raja itu merubah Mose menjadi permaisurinya.
“ Kerja yang bagus Karista”. Ucap sang raja
Tiba – tiba saja aku dingin dan membeku tak mengerti
apapun yang sebenarnya terjadi.
“Kau pasti terkejut, Krisa. Tikus yang bersamamu
selama ini bukanlah Mose hadiah kedua orang tuamu. Aku telah menukarnya agar
kau dan orang tuamu kembali lagi ke negeri ini untuk mempertanggung jawabkan
perbuatan kedua orang tuamu dan Putri Aurora terhadap kematian saudaraku. Aku
sudah menunggu bertahun – tahun agar Negeri Kristal ini menjadi milikku. HAHAHA.
Karista urus bocah ini pastikan sesuai rencana kita.”
Karista terus menggiringku menuju ruangan terpojok
di kastil ini, ingin rasanya aku menangis dan marah mengapa menjadi serumit
ini.
“Mose.., hmmm maksudku Karista. Jika sang raja ingin
menaklukan negeri ini mengapa ia harus menangkap aku. Aku tak punya sedikitpun
niat untuk memiliki negeri ini. Aku tak berniat, aku hanya ingin membawa kedua
orang tuaku kembali.”
“Ia memang tak menginginkan dirimu, tapi ia
menginginkan sesuatu yang ada didalam dirimu. Dulu kedua orang tuamu dan Putri
Aurora adalah tiga penyihir negeri Kristal yang sangat hebat dan tak
terkalahkan. Raja Gold sangatlah cemburu terhadap mereka. Terlebih lagi
terhadap kedua orangtuamu. Kedua orang tuamu adalah ilmuan, serta dokter di
negeri ini mereka berdua sangatlah jenius. Mereka menyatukan kekuatan mereka
dan menciptakan sebuah kristal berbentuk hati dari darah mereka masing –
masing. Kristal itu memiliki kekuatan yang sangat dahsyat untuk membantu semua
orang di negeri ini. Kristal itu lalu disimpan sebagai jantung negeri ini. Agar
tak ada satu pun penyihir jahat yang bisa mengahancurkan negeri ini”.
“Tapi, kedua orang tua ku tak memiliki ilmu sihir,aku
tak pernah melihat mereka menggunakannya. Dan putri Aurora dia itu siapa?.”
“Saat itu negeri kristal sedang mengalami kesulitan,
Raja Gold dan saudaranya Raja Silver berburu mencari kekuatan dari kristal
tersebut, kau yang baru saja lahir di asingkan ke kastil Kristal. Putri Aurora
adalah pemimpin negeri Kristal ini ia lalu meminta kedua orang tuamu untuk
membawa hati kristal itu pergi dari negeri ini. Itu adalah keputusan sang putri
ia tak ingin hati kristal ini jatuh ketangan orang jahat. Lalu ia memasukkan
hati kristal itu kedalam hatimu. Agar tak ada seorangpun yang dapat mencurinya.
Itulah mengapa aku membawa mu kesini. Karna aku akan mengambilnya darimu”.
“Apakah kau akan merobek – robek jantungku, Mose.
Tak bisakah aku bertemu kedua orang tuaku dulu sebelum kau mengambil hati
kristal ini”. Ucapku dengan berkaca – kaca.
“Aku minta maaf Krisa, tapi ini adalah hasil
ketamakan dan keegoisanmu terhadap buku itu. Memakai kekuatan buku itu sama
saja seperti memakai kekuatan Raja Gold. Apakah kau tidak ingin berterima kasih
atas kekuatan buku itu yang telah mengabulkan semua permintaanmu?”.
Karista pun bersiap – siap untuk merobek jantungku,
tak ada yang bisa kulakukuan saat itu, selain memejamkan mataku dan membayangkan
wajah kedua orang tua ku datang menyelamatkan ku.
Prang......,
Tiba – tiba pisau Karista terjatuh. Dan kulihat
wajahnya penuh dengan tusukan pecahan – pecahan kristal. Seseorang datang
menarikku, seseorang yang sangat berkilau hingga tak sanggup ku untuk
melihatnya.
“Putri Aurora” ucapku
“Ya, aku putri Aurora. Aku tau banyak pertanyaan,
tapi mau kah kau menyelamatkan negeri kita”. Ucapnya penuh hangat dan
mengajakku pergi.
***
“Tak lama lagi hati itu akan menjadi milikku, akan
ku pastikan Karista telah merobek – robek hati anak itu dan mengambil hati kristalnya”. Ucap Raja Gold
Sesampainya di ruangan, Raja Gold hanya menemukan
Karista tewas mengenaskan. Ia merasa sangat murka. Dan bergegas untuk
menghancurkan putri Aurora dan Krisa.
“Wanita itu selalu mengambil apa yang aku inginkan. Tak
bisa kubiarkan” ucapnya tergesa – gesa”.
***
Perangpun dimulai pasukan Gold Silver menyerbu
pasukan Kristal. Raja Gold terobsesi untuk membuat negeri sendiri dengan hati
Kristal tersebut sekaligus membalaskan dendam saudaranya Raja Silver yang tewas
terkena sihir putri Aurora. Tak ada yang bisa dilakukan selain membalas
serangan pasukan Gold Silver. Jika
pasukan Kristal tetap bertahan pasukan Gold Silver akan terus menyerang mereka
dan menghancurkan ribuan Kristal.
“Aku tak yakin menggunakan kekuatan ini bu?”. Ucapku
gugup
“Tapi kita tak punya pilihan Krisa kau harus bisa
mengendalikanya. Pusatkan pikiranmu intinya kau harus fokus dan yakin akan
dirimu”.
Aku memandang kedua tanganku. Aku taku apa yang
harus kulakukan, aku tak bisa diam terus menerus disini sementara ayah dan
putri Aurora sedang sibuk melawan pasukan Gold Silver. Aku berusaha untuk
mengendalikan kekuatanku tapi karna aku terlalu gugup aku selalu salah dan tak
tepat sasaran. Tiba – tiba aku punya ide untuk menusuk jantung raja Gold dengan
kekuatanku. Aku akan menusuknya disaat ia mulai lelah, karna disaat itulah ia
tak akan bisa menutupi jantungnya dengan Gold. Tapi akan sangat sulit jika ayah
tetap bertarung dengan raja Gold, hanya ada 2 kemungkinan. Kemungkinan pertama
aku sukses menusuk Raja Gold, kemungkinan kedua aku salah menusuk ayahku
sendiri.
“Krisa, apa yang kau pikirkan cepatlah bantu ayahmu
sebelum Raja Gold memusnahkannya”. Ucap Putri Aurora.
Dengan segera aku berlari dan melontarkan 1 buah
pedang kristal tepat di jantung Raja Gold. Aku rasa aku tepat sasaran tapi
mengapa Raja Gold terlalu berkilau. Tak kusangka pedangku mengenai dua orang
sekaligus, pedangku terlalu panjang hingga menembus keluar dan mengenai putri
Aurora. Ia menyelamatkan ayahku dari kekuatan anaknya sendiri.
“Sudah kubilang kau tak akan bisa mendapatkan
kekuatan ini Gold, akan kukirimkau menemui Silver”. Ucapku putri Aurora susah
payah.
***
Kini Raja Gold gugur dalam peperangan dan negeri
Kristal pun kembali damai. Tapi bagaimana dengan keadaan putri Aurora. Putri
Aurora tak mengijinkan hati Kristal di diriku ini menyembuhkannya. Ia berkata
resikonya akan sangat besar bila hati ini dikeluarkan dariku. Aku tahu mungkin
saja aku bisa kehilangan nyawaku, tapi ini semua adalah salahku. Aku merasa
bersalah dan tak bisa membantu sama sekali.
“Putri Aurora..., apa yang harus aku lakukan untukmu
agar kau sembuh?”.
“Kau hanya perlu menjaga hati Kristal seperti hatimu
sendiri. Percayalah akan dirimu, jika kau hanya mempunyai satu hati. Aku
menyimpannya di hatimu agar tak ada seorangpun yang bisa mencurinya. Meskipun
kelak kau akan menemukan seseorang sebagai takdirmu ia hanya perlu menjaganya
tanpa harus mencurinya. Karna aku yakin jika ada yang mencuri hati ini ia tak
akan bisa mengembalikannya secara utuh ”.
“Lalu bagiamana dengan lukamu?”
“Wanita ini selalu bisa menyembuhkan lukanya
sendiri, meskipun pedangmu sedikit menghancurkan kristalku. Lihatlah kesetiap
ruangan yang penuh kristal ini apa yang bisa kau lihat? ”
“Seseorang putri yang sedang tersenyum meski
terluka, dan seorang anak kecil yang menangis sedih”.
“Itu adalah pantulan diriku dan dirimu, anggap saja
ruangan ini adalah pantulan kehidupan. Hidup ini adalah pantulan dirimu
sendiri. Kau tak perlu kekuatan atau sihir apapun agar hidupmu bahagia. Karna
kebahagiaan itu datang dari dirimu sendiri”.
End
By : April
Tidak ada komentar:
Posting Komentar