Senin, 27 Oktober 2014

Dongeng : Krisa dan Negeri Kristal Part II (end)



Tanpa disadari buku ini membuat ku egois dan serakah. Sekali aku memakai buku ini, aku semakin ingin menggunakannya lagi lagi dan lagi. Membuatku ingin mengetahui lebih tentang kekuatan buku ini. Mengapa buku ini bisa sampai di tanganku, darimana buku ini berasal, apakah sebelumnya buku ini mempunyai tuan selain aku. Hal itu kerap kali selalu terngiang di pikiranku.

Tepat liburan musim panas kedua orang tuaku pulang dari tugas dinasnya. Aku pun menunjukkan buku yang ku temui saat itu, dengan bangga aku memamerkan buku ini kepadanya. Namun, seketika raut wajah mereka berubah ayah memintaku untuk membuang jauh - jauh. Karna kesal aku pun menulis di buku tersebut, tanpa disadari aku telah menulis hal yang sangat mengerikan di dalam hidup ku.

“ Aku merasa tak ada yang mengerti diriku di negeri ini. Bisakah kau membawaku ke negeri kau berasal”.

“Tentu saja, negeri ku sangat indah lebih dari yang kau bayangkan”.

“Sungguh, bagaimana cara untuk melakukannya”.

“Tulislah “Negeri Kristal” lalu teteskan sedikit darahmu tepat diatas tulisanmu. 
 Namun, kau harus melakukannya saat gerhana matahari total”.

Aku merasa sangat senang karena bisa masuk kedalam Negeri sihir. Negeri penuh magic, semua bisa terwujud tanpa harus bersusah payah.
Di saat gerhana matahari total terjadi, aku melakukan semuanya. Aku pun menulis di buku tersebut dan meletakkanya di depan pintu rumahku serta menggigit jariku hingga berdarah. Aku pun menunggu hingga gerhana menjadi sempurna, namun tiba – tiba kedua orang tuaku menyuruhku untuk menyingkir dari buku tersebut. Aku tak mengerti mengapa mereka menyuruhku menjauh. Aku tak ingin menjauh dari tempatku karna 5 detik lagi gerhana matahari total akan terjadi. Buku itu pun mengeluarkan cahaya yang luar biasa terangnya, Aku pun terlempar hingga menabrak lemari dan jatuh pingsan.

Semua terasa sangat gelap saat ku terbangun, aku merasakan memar di tubuhku karna terlempar kepalaku pusing dan tak sanggup berdiri rasanya. Mose menyalakan lampu disaat aku tersadar, aku sedikit bingung dengan apa yang terjadi barusan. Aku pun berjalan untuk meraih segelas air di atas meja. Aku pun tersadar akan niat ku berpetualang ke Negeri Kristal. Aku pun pergi mengambil buku itu dan mencari – cari kedua orangtuaku. Tapi, entahlah mereka tiba – tiba menghilang aku telah mencari kesetiap sudut ruangan tapi tak kutemukan juga. Akhirnya, Mose pun memberitahuku disaat gerhana matahari total terjadi kedua orang tuaku mendorongku menjauh dari buku tersebut, sehingga mereka berdualah yang terhisap kedalam buku tersebut. Aku pun meminta orang tuaku kembali. Tapi buku itu bilang ia tak bisa mengembalikannya.

“Apakah kau lupa aturan main buku ini, Krisa?”

Itulah jawaban buku tersebut. Aku sungguh melupakan aturan – aturan yang telah tertulis di buku tersebut. Aku hanya memikirkan kesenangan dan larut dalam keegoisan dan keserakahanku. Karna perbuatanku aku telah menghilangkan kedua orang tuaku yang sangat ku sayangi. Aku memohon berbagai cara untuk melakukannya, jika aku menunggu gerhana matahari total lagi tentunya itu akan membutuhkan waktu berpuluh – puluh tahun untuk menunggu gerhana muncul. Namun, ternyata buku itu memberiku alternatif lain.

“Temukanlah pasanganku dan sebuah kristal yang telah dicuri oleh seseorang. Jika kau menemukannya pasangkanlah aku dan tempatkanlah kristal itu di tempat yang telah buku ini sediakan”.

***
Masa sekarang

Akhirmya aku bisa bertemu kembali dengan kedua orang tuaku, akupun segera memasangkan buku tersebut dan meletakkan kristalnya. Tak butuh waktu lama diriku dan Mose pun terlempar ke Negeri Kristal. Aku tak tahu harus kemana menemukan ibu dan Ayah. Aku terus berjalan tanpa tujuan yang jelas. Keinginanku hanya ingin membawa kembali kedua orangtuaku. 

Tak ku sangka negeri ini benar – benar sangat indah, tak pernah sedikitpun terbayangkan dalam benakku bisa melihat pohon – pohon kristal seperti ini. Bening, murni dan sejernih secantik kristal – kristal yang kulihat di tv. Entahlah Ratu atau Raja apa yang membuat negeri seperti ini. Tiba – tiba Mose terus berlari menuju matahari terbenam, entah apa yang memicunya untuk kearah sana.

Aku pun terus mengikutinya, dan berhenti di sebuah kastil. Kastil yang penuh dengan emas. Kastil ini seperti terasingkan dan lama tak dihuni.

“PROK PROK PROK”

Tiba- tiba terdengar suara tepuk tangan seorang raja, aku pun terkejut ketika raja itu merubah Mose menjadi permaisurinya. 

“ Kerja yang bagus Karista”. Ucap sang raja

Tiba – tiba saja aku dingin dan membeku tak mengerti apapun yang sebenarnya terjadi.

“Kau pasti terkejut, Krisa. Tikus yang bersamamu selama ini bukanlah Mose hadiah kedua orang tuamu. Aku telah menukarnya agar kau dan orang tuamu kembali lagi ke negeri ini untuk mempertanggung jawabkan perbuatan kedua orang tuamu dan Putri Aurora terhadap kematian saudaraku. Aku sudah menunggu bertahun – tahun agar Negeri Kristal ini menjadi milikku. HAHAHA. Karista urus bocah ini pastikan sesuai rencana kita.”

Karista terus menggiringku menuju ruangan terpojok di kastil ini, ingin rasanya aku menangis dan marah mengapa menjadi serumit ini.

“Mose.., hmmm maksudku Karista. Jika sang raja ingin menaklukan negeri ini mengapa ia harus menangkap aku. Aku tak punya sedikitpun niat untuk memiliki negeri ini. Aku tak berniat, aku hanya ingin membawa kedua orang tuaku kembali.”

“Ia memang tak menginginkan dirimu, tapi ia menginginkan sesuatu yang ada didalam dirimu. Dulu kedua orang tuamu dan Putri Aurora adalah tiga penyihir negeri Kristal yang sangat hebat dan tak terkalahkan. Raja Gold sangatlah cemburu terhadap mereka. Terlebih lagi terhadap kedua orangtuamu. Kedua orang tuamu adalah ilmuan, serta dokter di negeri ini mereka berdua sangatlah jenius. Mereka menyatukan kekuatan mereka dan menciptakan sebuah kristal berbentuk hati dari darah mereka masing – masing. Kristal itu memiliki kekuatan yang sangat dahsyat untuk membantu semua orang di negeri ini. Kristal itu lalu disimpan sebagai jantung negeri ini. Agar tak ada satu pun penyihir jahat yang bisa mengahancurkan negeri ini”.

“Tapi, kedua orang tua ku tak memiliki ilmu sihir,aku tak pernah melihat mereka menggunakannya. Dan putri Aurora dia itu siapa?.”

“Saat itu negeri kristal sedang mengalami kesulitan, Raja Gold dan saudaranya Raja Silver berburu mencari kekuatan dari kristal tersebut, kau yang baru saja lahir di asingkan ke kastil Kristal. Putri Aurora adalah pemimpin negeri Kristal ini ia lalu meminta kedua orang tuamu untuk membawa hati kristal itu pergi dari negeri ini. Itu adalah keputusan sang putri ia tak ingin hati kristal ini jatuh ketangan orang jahat. Lalu ia memasukkan hati kristal itu kedalam hatimu. Agar tak ada seorangpun yang dapat mencurinya. Itulah mengapa aku membawa mu kesini. Karna aku akan mengambilnya darimu”.

“Apakah kau akan merobek – robek jantungku, Mose. Tak bisakah aku bertemu kedua orang tuaku dulu sebelum kau mengambil hati kristal ini”. Ucapku dengan berkaca – kaca.

“Aku minta maaf Krisa, tapi ini adalah hasil ketamakan dan keegoisanmu terhadap buku itu. Memakai kekuatan buku itu sama saja seperti memakai kekuatan Raja Gold. Apakah kau tidak ingin berterima kasih atas kekuatan buku itu yang telah mengabulkan semua permintaanmu?”.

Karista pun bersiap – siap untuk merobek jantungku, tak ada yang bisa kulakukuan saat itu, selain memejamkan mataku dan membayangkan wajah kedua orang tua ku datang menyelamatkan ku. 

Prang......, 

Tiba – tiba pisau Karista terjatuh. Dan kulihat wajahnya penuh dengan tusukan pecahan – pecahan kristal. Seseorang datang menarikku, seseorang yang sangat berkilau hingga tak sanggup ku untuk melihatnya.

“Putri Aurora” ucapku

“Ya, aku putri Aurora. Aku tau banyak pertanyaan, tapi mau kah kau menyelamatkan negeri kita”. Ucapnya penuh hangat dan mengajakku pergi.

***

“Tak lama lagi hati itu akan menjadi milikku, akan ku pastikan Karista telah merobek – robek hati anak itu dan  mengambil hati kristalnya”. Ucap Raja Gold

Sesampainya di ruangan, Raja Gold hanya menemukan Karista tewas mengenaskan. Ia merasa sangat murka. Dan bergegas untuk menghancurkan putri Aurora dan Krisa.

“Wanita itu selalu mengambil apa yang aku inginkan. Tak bisa kubiarkan” ucapnya tergesa – gesa”.

***

Perangpun dimulai pasukan Gold Silver menyerbu pasukan Kristal. Raja Gold terobsesi untuk membuat negeri sendiri dengan hati Kristal tersebut sekaligus membalaskan dendam saudaranya Raja Silver yang tewas terkena sihir putri Aurora. Tak ada yang bisa dilakukan selain membalas serangan  pasukan Gold Silver. Jika pasukan Kristal tetap bertahan pasukan Gold Silver akan terus menyerang mereka dan menghancurkan ribuan Kristal.

“Aku tak yakin menggunakan kekuatan ini bu?”. Ucapku gugup

“Tapi kita tak punya pilihan Krisa kau harus bisa mengendalikanya. Pusatkan pikiranmu intinya kau harus fokus dan yakin akan dirimu”.

Aku memandang kedua tanganku. Aku taku apa yang harus kulakukan, aku tak bisa diam terus menerus disini sementara ayah dan putri Aurora sedang sibuk melawan pasukan Gold Silver. Aku berusaha untuk mengendalikan kekuatanku tapi karna aku terlalu gugup aku selalu salah dan tak tepat sasaran. Tiba – tiba aku punya ide untuk menusuk jantung raja Gold dengan kekuatanku. Aku akan menusuknya disaat ia mulai lelah, karna disaat itulah ia tak akan bisa menutupi jantungnya dengan Gold. Tapi akan sangat sulit jika ayah tetap bertarung dengan raja Gold, hanya ada 2 kemungkinan. Kemungkinan pertama aku sukses menusuk Raja Gold, kemungkinan kedua aku salah menusuk ayahku sendiri. 

“Krisa, apa yang kau pikirkan cepatlah bantu ayahmu sebelum Raja Gold memusnahkannya”. Ucap Putri Aurora.

Dengan segera aku berlari dan melontarkan 1 buah pedang kristal tepat di jantung Raja Gold. Aku rasa aku tepat sasaran tapi mengapa Raja Gold terlalu berkilau. Tak kusangka pedangku mengenai dua orang sekaligus, pedangku terlalu panjang hingga menembus keluar dan mengenai putri Aurora. Ia menyelamatkan ayahku dari kekuatan anaknya sendiri.

“Sudah kubilang kau tak akan bisa mendapatkan kekuatan ini Gold, akan kukirimkau menemui Silver”. Ucapku putri Aurora susah payah.

***

Kini Raja Gold gugur dalam peperangan dan negeri Kristal pun kembali damai. Tapi bagaimana dengan keadaan putri Aurora. Putri Aurora tak mengijinkan hati Kristal di diriku ini menyembuhkannya. Ia berkata resikonya akan sangat besar bila hati ini dikeluarkan dariku. Aku tahu mungkin saja aku bisa kehilangan nyawaku, tapi ini semua adalah salahku. Aku merasa bersalah dan tak bisa membantu sama sekali.

“Putri Aurora..., apa yang harus aku lakukan untukmu agar kau sembuh?”.

“Kau hanya perlu menjaga hati Kristal seperti hatimu sendiri. Percayalah akan dirimu, jika kau hanya mempunyai satu hati. Aku menyimpannya di hatimu agar tak ada seorangpun yang bisa mencurinya. Meskipun kelak kau akan menemukan seseorang sebagai takdirmu ia hanya perlu menjaganya tanpa harus mencurinya. Karna aku yakin jika ada yang mencuri hati ini ia tak akan bisa mengembalikannya secara utuh ”.

“Lalu bagiamana dengan lukamu?”

“Wanita ini selalu bisa menyembuhkan lukanya sendiri, meskipun pedangmu sedikit menghancurkan kristalku. Lihatlah kesetiap ruangan yang penuh kristal ini apa yang bisa kau lihat? ”

“Seseorang putri yang sedang tersenyum meski terluka, dan seorang anak kecil yang menangis sedih”.

“Itu adalah pantulan diriku dan dirimu, anggap saja ruangan ini adalah pantulan kehidupan. Hidup ini adalah pantulan dirimu sendiri. Kau tak perlu kekuatan atau sihir apapun agar hidupmu bahagia. Karna kebahagiaan itu datang dari dirimu sendiri”.
End

By : April











Tidak ada komentar:

Posting Komentar