Kamis, 07 November 2013

My Gloomy Day


Malem jum’at ini entah kenapa gue seperti diselimuti iblis. Gue emosi banget, dan ini perdana banget!. 

“ Jadi gini loh ya rasanya diangkat terus dibanting,!“. Rasanya cuma ngedipin mata doang tiba – tiba langsung berubah. Gue baru aja nulis di akun twitter gue “Habis ujan terbitlah pelangi, alhamdulilah banget thanks to Allah”. Tapi, tiba – tiba pelanginya ilang jadi mendung lagi. Its so gloomy so blue to myself.

Gue langsung pergi dari rumah dengan mata bengkak. Ini perdana gue nangis kurang lebih 1 jam.  Hari ini begitu down bikin upset orang. Tapi, mungkin ini udah jalannya.

Dateng kerumah temen dengan mata bengkak, ini perdana lagi.  Hal ini emang hal perdana selama 19 tahun hidup . Gue bukan orang yang drama queen, tp hari ini temanya drama banget. Because i was very frustrated jadi agak sinetron.

Temen gue shock banget ngeliat gue gini, di jemput di depan gang rumahnya sambil nangis. Untung aja jalan rumah nya gelap. -____-

Ini sebenernya lucu kalo di bayangin lagi, gue tiduran meluk guling sambil nangis dan temen gue duduk di depan gue pake bangku. Namanya Hanan, mungkin dia masih shock liat gue gini. Jadi dia cuma duduk dengerin curhatan gue pake muka serius banget.Sikap dia cuma gitu doang dan hal ini berlangsung kurang lebih 2 jam. Ini hal perdana lagi gue nangis 2 jam dirumah orang.

Gue ceritain semuanya ke Hanan, gue gak tau lagi mau nyeritain ini semua kesiapa. Its part the saddest for me. Ini berlangsung sampe jam setengah 9 malem. Ini hal perdana lagi gue ngumpet dirumah orang ampe jam segitu.

Mungkin hari ini temen gue hanan, masih setengah sadar liat gue gini. Dia bilang gak biasanya gue gini biasanya tuh gue cuek, masa bodo, cepla – ceplos pokoknya ceria lah. Ya, mungkin gue emang kayak gitu cuma biar gak keliatan lemah tapi bukan berarti so kuat. Setiap orang pasti punya masa tersulit dimana dia harus meluapkan semuanya karna dia tau dan sadar dia sudah tak mampu lagi untuk menahannya.

THANKS TO MY FRIEND, HANAN.

Hari ini aku hanya ingin di dengar, setidaknya itu sudah lebih dari cukup. Everyone need to was hear,right.

Minggu, 13 Oktober 2013

Lies (translate in indonesia)



Yeah (Cinta adalah kesakitan)
Dipersembahkan tuk semua orang yang membuatku patah hati.
Yang lama berkobar, hanya meneriakan namaku
Dan aku begitu muak akan lagu cinta.
Yeah, Ku benci lagu cinta sialan. Kenangan kita…
Kebohongan

Jauh di malam hari dan hujan turun.
Ku bawa kau kembali dari kenanganku.
Ku berjanji aku kan baik-baik saja tanpamu, tapi ku tak bisa menolongnya.
Ku ambil minuman keras yang aku pun tak tahu bagaimana coba tangani tuk mengisi kekosongan hatiku.
 Hari tanpamu ini terlalu panjang.
Ku berdoa, semoga ku melupakanmu (Itu bohong).

Tanpamu kebahagiaan tak bisa kutemukan dalam diriku.
Ku tak bisa tetap menitikkan air mata.
Ku tak ingin hidup lagi.
Yeah, ini omong kosong

Aku jadi gila memikirkanmu.
Ku ingin bertemu denganmu,
tapi tak bisa kukatakan,
Semua sudah berakhir
Aku kan tetap disana

Aku sangat menyesal, tapi aku mencintaimu, ini semua bohong.
Aku tak tahu, tapi aku tahu sekarang bahwa ku membutuhkanmu.
Aku sangat menyesal, tapi aku mencintaimu, diluar kemarahan.
Tanpa sadar, aku mengusirmu dengan kata-kata tajam.Aku sangat menyesal, tapi aku mencintaimu, ini semua bohong.
Aku sangat menyesal (aku sangat menyesal), tapi aku mencintaimu (aku makin lebih mencintaimu ).
Aku sangat menyesal, tapi aku mencintaimu, akankah kau pergi
dan perlahan-lahan melupakanku, 
jadi ku merasa sakit lagi?

Ku persembahkan semua dalam lagu ini untukmu.
Orang lain mungkin tak tahu
Tanpa seorang pun tahu. (kata-kata yang kukatakan itu bohong).
seorang diri tinggal ditengah-tengah itu semua.
Surat putus itu semua berkerut dan terlipat dalam sakuku,
dan kebiasaanku memanggilmu dan merasa ragu dimana kau).
Aku akan berubah, ku kan menertawakan segalanya mulai sekarang.

Aku sangat menyesal, tapi aku mencintaimu, ini semua bohong.
Aku tak tahu, tapi aku tahu sekarang bahwa ku membutuhkanmu.
Aku sangat menyesal, tapi aku mencintaimu, diluar kemarahan.
Tanpa sadar, aku mengusirmu dengan kata-kata tajam.
Aku sangat menyesal, tapi aku mencintaimu, ini semua bohong.
Aku sangat menyesal (aku sangat menyesal),
tapi aku mencintaimu (aku makin lebih mencintaimu).
Aku sangat menyesal, tapi aku mencintaimu, akankah kau pergi
dan perlahan-lahan melupakanku,
jadi ku merasa sakit lagi?

Oh oh oh oh oh,
Ku harap ini semua mimpi.
Oh oh oh oh oh,
Karena aku hanya menambahkannya sebanyak ini.
Drop that beat…

ku masih tak bisa melupakanmu.
Tidak, ku tak berpikir aku kan bisa,
Hingga di hari ku mati, yeah.
Apa luka yang ku beri padamu sembuh?
Aku menyesal karena ku tak pernah melakukan apapun untukmu

Aku sangat menyesal, tapi aku mencintaimu, ini semua bohong.
Aku tak tahu, tapi aku tahu sekarang bahwa ku membutuhkanmu.
Aku sangat menyesal, tapi aku mencintaimu, diluar kemarahan.
Tanpa sadar, aku mengusirmu dengan kata-kata tajam.
Aku sangat menyesal, tapi aku mencintaimu, ini semua bohong.
Aku sangat menyesal (aku sangat menyesal),
tapi aku mencintaimu (aku makin lebih mencintaimu).
Aku sangat menyesal, tapi aku mencintaimu, akankah kau pergi
dan perlahan-lahan melupakanku,
jadi ku merasa sakit lagi?

BIGBANG

Rabu, 02 Oktober 2013

Cerpen : senyuman seorang Ballerina Part II



         Usai ujian aku membuntutinya lagi ke pantai, aku tahu aku nampaknya sudah mulai gila. Tapi, bagiku ini jauh lebih menarik dari pada untuk pulang cepat dan menyiapkan study ke luar negeriku. Entahlah, aku hanya mengikuti kata hatiku saja. Berkali – kali aku membuntutinya dan berkali – kali pula aku diusirnya. Tapi, aku tak lelah untuk ingin terus menjaganya, walau hanya dari kejauhan.

Ku sodorkan sapu tanganku kepadanya, namun ia hanya diam. Aku tak tega melihatnya menangis. Ini sangat menyakitkan jika ku ingat dirinya yang selalu tersenyum,dulu. Aku hendak mengusap air matanya, namun ia segera menampiknya.

“Sebesar apapun usahamu untuk menghapus air mata ini. Ini tak akan bisa mengubahnya, walau air mata ini kering”. Ucapnya sendu.

“Aku hanya ingin menghiburmu sebagai seorang…,teman”. Ucapku hati – hati

Kami pun duduk bersama di tengah teriknya pantai, perlahan – lahan kami mulai membuka percakapan.

“Usai lulus nanti, apa harapanmu?” tanyaku.

“Tidak ada”. Jawabnya.

“Bukankah kau mempunyai mimpi yang besar?. Kamu pernah menceritakannya dulu, di acara balet bulan lalu”.

 “Aku sudah tak ingin, dulu aku memang sangat menginginkannya. Tapi, harapan itu sudah hilang”.

“Hilang…?” Jawabku bingung.

“Bukankah harapan itu harus ada tujuan?.  Harapan yang tak hanya sekedar berharap tanpa ada tujuan yang jelas. Seperti kamu yang ingin sukses bermusik demi membanggakan orang tuamu. Dan kamu ingin terus hidup karna ada orang yang menyayangimu disekitarmu, begitupun sebaliknya. Harapanmu hidup adalah mereka yang kamu sayang. Lalu jika mereka semua hilang, apa yang harus kamu lakukan?. Selain menunggu kematianmu, menunggu hari tenangmu untuk selama – lamanya”.

“Mungkin.., kalo aku mengalami hal itu. Aku tidak mau terlarut dalam situasi tenggelam ku. Bagaimanapun hidup harus terus berjalan, aku yakin akan ada harapan baru dan orang – orang baru”.

Ku tatap matanya dengan penuh keyakinan dan tiba – tiba saja ku pegang erat tangannya. Aku tidak tahu mengapa aku seperti itu, ini terjadi begitu saja.

“Kamu mudah bilang begitu, karna kamu nggak pernah ngerasain, Dean. Oke, mungkin aku gila menceritakan ini kepada mu”.

Ia diam sebentar dan mengatur nafasnya seperti hendak menceritakan hal terpahit dalam hidupnya.

“Menyakitkan, dilahirkan sebagai seorang Kinar. Ayah ku seorang pekerja keras, aku saja jarang sekali melihatnya. Tiap malam orang tua ku selalu ribut. Mereka tak sadar kalau didalam rumahnya ada anak berusia 8 tahun. Aku hampir sakit jiwa saat itu. Tapi, setelah kejadian itu aku punya tetangga baru. Tetanggaku mempunyai anak laki – laki yang bernama Rey. Dia beda dua tahun dengan ku. Kami menjadi menjadi sangat akrab, selalu bersama. Bahkan sampai ke dua orang tuaku pisah dan aku pindah, kami selalu menyempatkan waktu tuk bersama. Dia mengajarkan banyak hal, membuatku selalu ceria. Aku sangat menyayanginya, Sampai suatu hari, ibuku menyuruh ku untuk pergi dari rumah. Hanya dia satu – satu nya orang yang ada buat aku saat itu”.

“Kenapa ibumu menyuruhmu  pergi?”

“Karna pekerjaannya, semenjak cerai ibuku jadi bekerja keras untuk hidup kami berdua. Dulu aku tidak tahu pekerjaan ibu itu apa, karna ia tidak pernah menceritakannya. Tapi, suatu hari aku tahu ibuku seorang pelacur. Aku benci sekali saat itu. Tiap kali teman ibu datang, aku tidak pernah di ijinkan untuk menemui mereka. Aku tahu ibu selau menjagaku, ibu tidak ingin teman – temannya tahu ia mempunyai seorang anak perempuan. Ibu selalu menutup rapat – rapat jati diriku. Tapi, sekarang itu sudah tidak bisa di pertahankan lagi. Dan aku di suruh pergi olehnya. Terakhir aku kerumahnya, ibu sudah tidak tinggal disitu lagi. Tak ada sedikit pesan pun yang ia tinggalkan. Tapi, aku yakin ibu masih hidup. Lalu Rey menyuruhku untuk ikut lomba balet, aku di beritahu olehnya acara tersebut akan ditampilkan di tv. Mungkin saja ibuku bisa melihat ku, karna ibuku juga menyukai balet. Tapi, semua itu sia – sia”. Ucapnya sekuat tenaga, menahan air mata yang tak mau di bendung.

“Ya, aku tahu. Kau tiba – tiba menghilang entah kemana”. Jawabku

“Itu karna Rey mengalami kecelakaan. Ia meninggal saat aku menuju kerumah sakit. Aku belum sempat menepati janjiku untuknya bahkan tuk berkata aku sangat mencintainya pun tak sempat. Kenapa orang yang aku sayang selalu meninggalkan aku tanpa sedikit pesan ”.

“Dulu.., aku pikir kalian sepasang kekasih?”.

“ Semua orang pasti selalu bilang begitu. Tapi, kami tidak pacaran. Aku tahu selama kami bersama, Rey itu gak punya pacar. Rasanya susah banget buat bilang kata cinta. Sampai sekarang aku gak tahu perasaan Rey yang sebenarnya itu gimana. Aku terlalu takut buat nyatain duluan. Terlalu takut kehilangan sampai rasa cinta pun tak pernah bisa terucap”.

“Tapi, menurutku Rey juga punya perasaan yang sama kok. Beberapa kali kita bertiga bertemu aku selalu tahu yang ada di mata Rey tuh cuma kamu”.

***

         Usai percakapan tadi aku terus berpikir agar Kinar terus mempunyai harapan untuk hidup. Aku tahu tekadnya besar, aku tahu dia rindu orang tuanya. Orang tuany masih hidup, tapi tak tahu entah kemana. Menelantarkannya di usia belia seperti ini. Ini lebih menyakitkan bila di bandingkan di tinggal mati. Hidup dengan haus kasih sayang tak bisa kubayangkan. Ia perempuan, tapi ia lebih kuat 1000 kali dari pada aku. Aku yang menggantungkan harapan untuk orang tuaku yang masih ada didepanku. Tapi, Kinar menggantungkan harapan yang semu. Berharap orang tuanya kembali dan mengingat anaknya, Kinar.

*** 

         Kinar jauh lebih menyukai mawar putih. Mungkin karena Rey juga menyukainya, mungkin  itu pula alasan dia selalu membawa mawar putih. Alasan agar Rey selalu bersamanya. Aku ingat ucapannya di pantai lalu.

“Aku kalo kangen selalu kesini dan selalu membawa bunga mawar, karna laut itu tak pernah ada akhirnya. Aku berharap Rey tak pernah berakhir dari hidup aku”.

         Jujur, itu hanyalah omong kosong. Orang yang sudah mati tak akan pernah kembali. Rey meninggal saat menuju perlombaan balet. Mungkin ini membuat Kinar trauma akan balet. Ia berjanji akan menjadi penari yang terbaik saat itu, di depan Rey dan di depan semua mata penonton. Tapi, harapan besar itu langsung lenyap begitu saja. Andai saja Kinar tidak meninggalkan panggung, aku yakin ia memang yang terbaik. Aku tahu itu.

        Setiap hari aku mengirimnya bunga berwana – warni  kerumahnya. Aku mendapati alamat rumahnya setelah beberapa kali membuntutinya. Aku tahu kinar menyukai mawar putih. Tapi, aku hanya ingin berharap, kelak hidup Kinar akan lebih berwarna seperti bunga – bunga yang aku kirimkan kepadanya. Aku ingat kata – kata Kinar harapan ada karna rasa cinta. Tapi, aku tak tahu apakah harapan ini benar – benar cinta?.

***

        Sejak saat itu aku jadi dekat dengannya. Sedikit demi sedikit Kinar telah membuaka hatinya. Ia tak terlalu pemurung seperti dahulu. Aku masih ingat bagaimana ia terus menghindar, dulu. Aku semakin berat untuk jauh darinya. Aku belum sempat cerita kepadanya kalu aku akan melanjutkan study ke Korea. Dan aku terlalu takut untuk memberi harapan yang lebih kepadanya. Datang hanya untuk meninggalkan, aku tak mau seperti itu.

       Tiga bulan belakangan ini kami selalu bersama, tapi kinar enggan untuk menari lagi walaupun aku telah mebujuknya berkali – kali. Aku pun sudah beberapakali mengajaknya kerumahku. Ibuku sangat senang dengan kehadiran Kinar. Karena sebelumnya aku tak pernah membawa teman perempuan kerumah seoarang diri.

Di rumah Kinar

        Kinar tengah memainkan kotak musik. Kotak musik itu pemberian Rey. Kotak musik classic itu sangat cantik dengan seorang ballerina yang menari di atasnya. Aku tahu tak mudah menggantikan posisi Rey di hati Kinar. Apalagi dengan melihar barang – barang di kamar Kinar. Semuanya rata – rata pemberian Rey dan itu semua tentang balet. Aku ingin Kinar jauh lebih menikmati hidup. Hidup yang sesungguhnya, hidup yang bukan hanya angan – angan dengan orang yang telah tiada.

“ Aku tahu kok, kamu masih ingin menjadi ballerina”.

“ Balet memang impian ku, Dean. Tapi……,” . Ucapnya terputus

“ Tapi apa?”. 

“ Tapi.., aku ingin menari balet lagi kalo kamu jadi patner nari aku tapi kamu harus pake baju ballerina kayak aku”. Ucapnya penuh tawa menggelegak

Kami menjadi semakin akrab dan terbuka. Beberapa kali kami pergi berdua hanya untuk sekedar makan atau menonton film. Aku sempatkan pergi bersamanya di tengah kesibukan mengurus study ku. Kini aku tahu sosok Kinar sebenarnya. Ia memang sosok yang sangat ceria, ramah dan hangat.


To be continue 
by : April

Minggu, 15 September 2013

Cerpen : Senyuman Seorang Ballerina

                Kamu tampak indah dengan pakaina itu, anggun dan menawan. Kamu selalu tersenyum manis. Ingin sekali aku menciummu. Tapi, itu tak mungkin, sangat tidak mungkin untuk ku lakukan. Kamu selalu datang lebih awal dari teman – teman mu. Berlatih dengan tekun dan ramah dengan siapapun.Sayangnya itu dulu, dulu sebelum aku jauh lebih mengenalmu. Tapi, kini aku semakin bingung, bingung karena semakin aku dekat denganmu, kamu malah semakin jauh. Jauh membawa semua senyumanmu. Hilang dibola mataku. Aku tak tahu apa yang terjadi denganmu. Sejak kejadian itu, ya sejak itu sepertinya kau sangat terpukul.
***
Pagi ini sangat cerah, aku pun bergegas kekamar mandi dan bersiap – siap untuk ujian sekolahku. Ujian ini sedikit menakutkan karena ini ujian terakhirku di SMA. Aku punya impian untuk melanjutkan study ku ke luar negeri. Aku ingin mengambil sekolah musik. Maka dari itu, aku tak boleh gagal dalam hal ini.

“Good Morning….,” menyapa ibuku yang sangat aku cinta

                Di meja makan ini, hanya kami berdua, aku dan ibuku. Menjengkelkan karna tak pernah ada kata ramai dirumah ini. Papah hanya berada dirumah satu tahun sekali. Ibuku di vonis tidak bisa memiliki punya anak lagi setelah melahirkan aku. Aku tahu itu sangat terpukul bagi seorang ibu. Maka dari itu aku sangat mencintainya begitupun dirinya kepadaku. Aku tak peduli teman – temanku selalu mengejekku anak mami.

“Gimana, sudah siap ujian nak?”. Tanya ibuku tersenyum

“Harus siap dong mah”

“Mamah, papah, sudah mempersiapkan yang terbaik untuk mu, nak. Usai lulus nanti, kamu pasti senang kan?”
                Ibuku berkata dengan penuh harap. Aku tak bisa melukai senyuman ibuku. Aku tak tahu apa yang terjadi pada dirinya, ketika aku mengecewakannya nanti.
***
Di sekolah

“Hi, Dean.., katanya lo mau lanjutin study ke luar negri ya?”.Sapa seorang temanku, Rani.

“ Ya, rencananya si begitu”

“ Wah.., enak banget ya lo, Dean. Kalo gue sih……,”

“Kring…, kring..,”

Suara bel memutuskan percakapan kami.

“Yah.., bel. Oya Dean gue kekelas dulu ya” ucap temanku sambil pergi meninggalkan ku.

                Aku tak tahu kenapa teman – teman ku semua tahu aku akan melanjutkan study ke luar negeri. Bagiku, ini bukan hal yang luar biasa. Tapi, mungkin ini berbeda bagi mereka. Aku memang orang kaya raya. Tapi, aku sekolah di sekolah biasa. Aku tidak memilih sekolah ellite atau terfavorit. Walaupun orang tuaku kurang setuju, dulu. Aku ingin menjadi rakyat biasa. Disini jauh lebih nyaman dan bersahabat. Mereka semua baik dan rajin. Teman – temanku disini memberikan makna hidup yang lebih. Ini jauh berbeda dari teman – temanku dulu, yang selalu ingin menjadi nomor satu dengan kekayaan orang tua mereka. Tanpa tau bagaimana orang tua mereka memfasilitasi mereka dengan keringat yang bercucuran. Mereka hanya tahu, mereka lahir dengan hidup yang sudah terlanjur enak. Begitulah mereka, yang selalu membanggakan diri mereka sendiri.

Usai sekolah

                Itu dia, gadis misterius yang selalu ingin aku miliki. Dia selalu tampak murung, Aku tahu dia tak seperti itu sebelumnya. Aku penasaran, jadi aku membuntutinya.

“Pantai..,” ucapku stengah berbisik

                Mataku terus tertuju pada seorang gadis yang bernama Kinar tersebut. Lalu, ia pun mengambil setangkai mawar putih dari dalam tasnya. Ia diam seperti berdoa. Aku tak mengerti apa yang ia lakukan disana. Setelah lama terdiam, ia segera menyeka air matanya. Tak kuasa ku menahan rasa penasaran ku terhadapnya. Tapi, jika aku mendekatinya aku takut ia akan marah kepadaku. Rasa ragu ini semakin berkecambuk. Antara aku ingin menghiburnya atau tetap disini memandanginya. Dan aku pun memilih untuk menghiburnya. Ku dekati langkahku menuju tubuhnya.

“Bukankah sekarang ada jadwal menari balet?”. Ucapku mencoba memulai percakapan.

“Dean..,”. Jawabnya penuh rasa bingung.

“Sorry, aku buntutin kamu. Tapi, aku harap kamu jangan tersinggung”.

“Jadi.., kamu udah lama disini?”.

Aku hanya mengangguk, aku tahu ia sedikit kesal kulihat dari raut wajahnya.

“ Hmm…, kamu engga menari lagi?”. Ucapku memecah keheningan.

“Padahal kamu jago banget loh”. Tambah ku memuji.

“ Jangan ingatkan aku tentang itu”. Ucapnya ketus lalu pergi meninggalkan ku.

                Seketika aku jadi merasa bersalah, matanya berkaca – kaca saat ia mengucapkan itu. Seperti ada rasa trauma, entah itu apa?. Kata terakhirnya itu membuatku amat bersalah. Aku pergi ke tempat ia biasa berlatih menari balet. Tapi, tak kulihat dirinya bahkan, namanya pun tak tercantum di salah satu peserta balet yang akan menari di Eropa. Aku paham, kenapa namanya tidak ada. Tepat satu bulan yang lalu, saat aku menjadi salah satu pengisi acara di pemilihan ballerina tersebut. Aku lihat dirinya masih sangat bahagia. Bahagia menunggu moment tersebut. Mustahil, bila ia tak terpilih. Karena ia ballerina terbaik setahuku. Tapi, aku tidak tahu kenapa ia meninggalkan tempat itu usai berhias. Ia pun tak sempat menunjukkan bakatnya didepan juri. Dan sejak saat itu aku tahu dia menghilang dari pandanganku.
                Aku sempat dekat dengannya karna acara tersebut. Kami sama – sama menyukai seni dan musik. Ia pernah bilang ini adalah moment penting baginya. Moment untuk menunjukkan pada dunia, kalau dia itu ada. Dia ingin berada di dunia ini karena ada yang mengenalnya. Kami saling bercerita tp, hanya sekedar mengenai cita – cita. Ia tak pernah berbicara mengenai hal pribadinya. Bahkan, aku tak tahu dimana rumahnya. Kami satu sekolah, tapi entah kenapa kini kami bagaikan orang asing. Aku tak tahu, sejak kejadian itu dia menghilang seakan – akan menutup dirinya untuk semua orang bahkan aku. Aku yang hanya sempat menjadi bagian darinya di acara tersebut.


To be continue
by : April 




Selasa, 10 September 2013

Abracadabra..,

I heat up,
 I can't cool down
You got me spinnin
''Round and 'round'
Round and 'round and 'round it goes
Where it stops nobody knows
Every time you call my name
I heat up like a burnin' flame
Burnin' flame full of desire
Kiss me baby, let the fire get higher

Abra-abra-cadabraI want to reach out and grab ya
Abra-abra-cadabra
Abracadabra

You make me hot, you make me sigh
You make me laugh, you make me cry
Keep me burnin' for your love
With the touch of a velvet glove

Abra-abra-cadabra
I want to reach out and grab ya
Abra-abra-cadabra
Abracadabra

I feel the magic in your caress
I feel magic when I touch your dress
Silk and satin, leather and lace
Black panties with an angel's face
I see magic in your eyes
I hear the magic in your sighs
Just when I think I'm gonna get away
I hear those words that you always say

Abra-abra-cadabra
I want to reach out and grab ya
Abra-abra-cadabra
Abracadabra

Every time you call my name
I heat up like a burnin' flame
Burnin' flame full of desire
Kiss me baby, let the fire get higher

I heat up,
 I can't cool down
My situation goes 'round and 'round
I heat up,
 I can't cool down
My situation goes 'round and 'round
I heat up
I can't cool down

My situation goes 'round and 'round

steve miller band