Berawal dari 5 orang backpackers
yang bertemu lewat forum milis, yaitu Tano, Bayu, Dali, Raga dan Al. Diam” Al
jatuh cinta kepada Raga, sosok yang hanya beberapa hari ini hanya bisa ia kagumi
dari siluet punggungnya saja.
Aku jatuh cinta pada seseorang yang warna bola
matanya pun aku tak tahu. Entah hijau entah coklat muda, belum pernah kulihat
bola matanya jadi tidak bisa terlau yakin. Satu- satunya betina yang menguapkan
feromon di sekumpulan makhluk jantan. Secara alamiah tak mungkin aku di
lewatkan. Namun, mereka malas menggubris karena tidak pernah ada pembicaraan
menarik keluar dari mulutku sejak hari pertama kami semua berkenalan. Sementara
aku tetap menyandang status “kenalan”. Mereka sudah menjadi tiga serangkai
sahabat temporer yang di kondisikan waktu dan tempat. Aku tidak merasa rugi. Yang
menarik dari mereka hanya dia. Dan dia bukanlah pembicaraan. Dia adalah tujuan.
Tujuan ku bertahan.
Tanpa sengaja
dia menoleh ke arahku. Mereka tidak bias lagi menghindar, aku pun tak bias lagi
menyamar menjadi latar. Sebuah kursi didekatkan kemeja mereka, dan dia
mempersilahkan aku duduk, Dia yang paling kucari. Tapi tidak dalam jarak
seperti ini.
Kami bermain
permainan kecil,dengan menceritakan hal tersedih yang kita punya. Dan aku
hendak berkisah, tentang sahabatku di negeri orang lalu menjalani kehidupan
imigran yang sederhana. Setiap kali ibunya hendak menghidangkan daging ayam
sebagai lauk, ibunya pergi ke pasar untuk membeli bagian punggungnya saja. Hanya
itu yang ibunya mampu beli. Sahabatku pun beranjak besar tanpa tahu ayam
memiliki bagian lain, ia tidak tahu ada paha, dada, atau sayap. Punggung satu –
satunya definisi yang ia punya tentang ayam. Aku menghela napas cerita ini
semakin berat di lidah.”
“Aku sampai di bagian bahwa
aku telah jatuh cinta. Namun, orang itu hanya mampu kugapai sebatas punggungnya
saja. Seseorang yang cuma sanggup kuhayati bayangannya dan tak akan pernah
kumiliki keutuhannya. Seseorang yang hadir sekelebat bagai bintang jatuh yang
lenyap keluar dari bingkai mata sebelum tangan
ini sanggup mengejar. Seseorang yang hanya bisa kukirimi isyarat sehalus udara,
langit, awan, atau hujan. Seseorang yang selamanya harus dibiarkan berupa
sebentuk punggung karena kalau sampai ia berbalik, niscaya hatiku hangus oleh
cinta dan siksa."
Sahabat saya itu adalah orang
yang berbahagia. Ia menikmati punggung ayam tanpa tahu ada bagian lain. Ia
hanya mengetahui apa yang ia sanggup miliki. Saya adalah orang yang paling
bersedih, karena saya mengetahui apa yang tidak sanggup saya miliki. Malam itu,
sebagai hadiah kisah sedihku tentang cinta sebatas punggung dan punggung ayam
di negeri orang,
akhirnya aku tau matanya
cokelat muda, dan itu sudah lebih dari cukup.
Oke.., menurut gue ini salah satu cerita yang dalem banget yang udah gue rangkum jadi sesingkat ini. meskipun gue gak yakin rangkuman gue ini udah bener apa belom. Karna gue belom nonton filmnya dan gue cuma baca ebooknya doang yang gue gak yakin gue paham bener apa engga. Karna bahasa novel nya "dee" tuh berat -_____-
Tapi, gue yakin kalian pasti tau apa inti dari cerita ini. Cerita yang sederhana atau bahkan pernah lo lakuin juga seperti "secret admire" maybe. Dimana ada part dimana lo sadar lo gak sanggup untuk memilikinya meskipun lo udah nikamti.
Tapi, sebenernya apa yang bisa lo nikmati disaat ada hal yang gak bisa lo miliki. Dan di situlah peran hati yang mungkin selalu gak lo mengerti.